Pernahkah kamu terbesit ingatan yang tidak diinginkan, seperti pikiran yang terus muncul diimbuhi kepala bagian belakang yang terasa berat? Jika kamu merasa terjebak dalam pikiran yang tak berujung dan tak kunjung usai ini, bisa jadi kamu sedang mengalami overthinking. Kondisi overthinking bukan masalah yang sepele karena sangat berdampak pada keseimbangan gelombang otak.

Kok Overthinking Bisa Se-ngaruh Itu?

Overthinking artinya kebiasaan atau perilaku memikirkan sesuatu secara berlebihan. Overthinking dapat dialami siapa saja dan rentan pada orang dewasa, khususnya karena stres, kerja berat, dan kekhawatiran berlebih tentang masa depan. Contohnya dialami seorang ibu yang khawatir tentang tumbuh kembang anaknya, atau seseorang yang memikirkan kondisi finansial hingga bulan berikutnya.

Akibatnya, mereka sering kali mudah lupa, sulit berkonsentrasi, bahkan nge-blank. Berdasarkan penelitian, overthinking bukanlah hal sepele, lho! Dalam kajian studi neurosains, overthinking yang berlarut bisa menyebabkan gangguan kecemasan akut, depresi, dan post-traumatic stress disorder (PTSD). 

Kondisi overthinking dapat membuat gelombang otak tidak seimbang karena tingginya aktivitas kerja otak. Di tingkat sel dan sirkuit saraf otak, overthinking berkaitan dengan hilangnya kontrol area prefrontal otak terhadap hiperaktivitas hippocampus yang bertanggung jawab dalam memproses ingatan. Hal itu disebabkan disfungsi GABAergic interneuron, sel yang membantu melepaskan GABA (senyawa kimia yang memberikan rasa tenang). Pada kasus overthinking lainnya, aktivitas kerja bagian otak yang tinggi terjadi pada frontal cortex dan anterior cingulate cortex dapat mengganggu fungsi otak. Terutama saat proses pembentukan ingatan mendatang, seperti saat belajar hal-hal baru.

Overthinking secara neurofisiologis, terjadi penurunan aktivasi pada dorsolateral prefrontal cortex (dlPFC) kiri dan peningkatan aktivasi pada temporal lobe kiri (mengatur memori emosional). Aktivitas kinerja otak yang tinggi, terutama pada area yang berkaitan dengan memori, ditandai dengan dominasi gelombang otak beta—sinyal elektrokimia pada otak yang menandakan bahwa seseorang berpikir keras. 

Bagaimana Cara Mengetahui Kondisi Otak Manusia? 

Meegi memiliki layanan yang bisa mengetahui kondisi otak, yakni dengan pembacaan electroencephalography, alat perekam gelombang otak non-invasif. Selain memfasilitasi pembacaan gelombang otak, Meegi juga menyediakan brain wave entrainment berupa stimulus audio sebagai modulasi gelombang otak yang dapat didengarkan di mana saja. 

Modulasi gelombang otak dengan stimulus audio dari Meegi dapat menjadi alat bantu untuk mencapai keseimbangan gelombang otak yang optimal. Stimulus audio yang didengarkan dalam modulasi gelombang otak bersama Meegi telah dipersonalisasi sesuai kebutuhan. Dengan kondisi gelombang otak yang seimbang, kamu pun dapat merasa lebih rileks sehingga overthinking pun berkurang.

Yuk, kenalan dengan Meegi dan melakukan modulasi gelombang otak untuk mengatasi overthinking berkepanjangan.


Referensi

Anderson, M. C., Bunce, J. G. & Barbas, H., 2016. Prefrontal-hippocampal pathways underlying inhibitory control over memory. Neurobiol Learn Mem, 134(1).

Brewin, C. R., Gregory, J. D., Lipton, M. & Burgess, N., 2010. Intrusive Images in Psychological Disorders. Psychological Review, 117(1).

Ferdek, M. A., Rijn, C. M. & Wyczesany, M., 2016. Depressive rumination and the emotional control circuit: An EEG localization and effective connectivity study. Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience, 16(6).

Padullés, C. S. et al., 2022. Associations between repetitive negative thinking and resting-state network segregation among healthy middle-aged adults. Frontiers in Aging Neuroscience, 14(1062887).

Schmitz, T. W. et al., 2017. Hippocampal GABA enables inhibitory control over unwanted thoughts. Nature Communications, 8(1311).